MAKALAH
LAPORAN PETA DAKWAH DIGITAL
DESA MULYOHARJO
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
kuliah : Peta Dakwah
Dosen
: Drs. H Anasom M.Hum

Disusun
oleh:
Isni Ulul Azmi (1501036002)
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
Data Kuantitatif
Letak
Mulyoharjo adalah sebuah kelurahan yang secara administratif termasuk dalam
wilayah Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Kelurahan ini sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan
Pelutan; sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bojongbata; sebelah timur
berbatasan dengan Kelurahan Wanarejan Selatan ; dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kabunan. Dari kantor
pemerintahan kecamatan kurang lebih 3 kilometer ke arah utara, sedangkan dari
kantor kabupaten kurang lebih 1,5 kilometer ke arah barat. Kelurahan ini mudah
dicapai dengan transportasi perkotaan, seperti: Koperanda (Koperasi Angkutan
Antar Daerah) dan becak.
Selain itu, dapat juga menggunakan jasa ojek. Secara keseluruhan Kelurahan
Muyoharjo memiliki luas 383,985 hektar..
Kependudukan
Kelurahan Mulyoharjo berpenduduk 24.069 jiwa, dengan rincian laki-laki
sejumlah 11.895 jiwa dan perempuan sejumlah 12.174 jiwa. Mereka tersebar di 108 RT yang tergabung dalam 24 RW. Wilayah yang
padat penduduknya adalah Rw 01, 02, 03, 04, dan 05, karena kelima wilayah RW
tersebut dilalui oleh jalan protokol/utama yang menghubungkan antara Kota
Pemalang dan kota-kota lain di sekitarnya. Selain itu, berada dekat dengan
pusat-pusat perdangan dan pusat pemerintahan kabupaten. Orang Tionghoa
kebanyakan berada atau bertempat tinggal di sekitar jalan Sudirman (jalan yang
menghubungkan antara kota Pemalang dengan kota Tegal dan Pekalongan, sedangkan
orang Arab kebanyakan tinggal di sekitar jalan Ahmad Yani (jalan yang
menghubungkan antara kota Pemalang dengan kota Purwokerto). Sementara, orang
Jawa kebanyakan berada atau tinggal di “pedalaman” dan “pinggiran” kota.
Kelurahan Mulyoharjo
sebagian besar penduduknya bekerja di sektor swasta, baik sebagai karyawan
(swasta) maupun pedagang (wirausaha)(6.832) dan sebagian (1.081 jiwa) sebagai
abdi negara (PNS dan TNI/POLRI). Sebagian lainnya (2.600 jiwa) di sektor pertanian (tani dan buruh tani).
Sebagian lainnya lagi adalah penduduk yang bekerja di sektor jasa (1.756 jiwa),
pertukangan (571 jiwa), pensiunan (665 jiwa), nelayan (60 jiwa), dan pemulung
(30 jiwa). Untuk lebih jelasnya lihat table di bawah ini.
Penduduk Berdasarkan
Matapencaharian
No.
|
Jenis Matapencaharian
|
Jumlah
|
1.
|
Pedagang/wiraswasta
|
3.475
|
2.
|
Karyawan swasta
|
3.357
|
3.
|
Petani
|
1.280
|
4.
|
Buruh tani
|
1.325
|
5.
|
Jasa
|
1.756
|
6.
|
Pertukangan
|
571
|
7.
|
Nelayan
|
60
|
8.
|
Pemulung
|
30
|
9.
|
PNS
|
983
|
10.
|
TNI/POLRI
|
98
|
11.
|
Pensiunan
|
665
|
Tabel di atas
menunjukkan bahwa matapencaharian yang digeluti oleh penduduk Kelurahan
Mulyoharjo cukup kompleks (bervariasi), mulai dari karyawan swasta,
pedagang/wiraswasta, PNS, petani, sampai ke pemulung. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa penduduk
sebagian besar bekerja di luar sektor
pertanian. Salah satu faktor penyebabnya adalah lahan pertanian semakin
menyepit karena pembangunan fisik, baik yang berupa perumahan/pemukiman,
perkantoran, maupun sekolahan. Selain itu, sebagain generasi muda enggan
bekerja di sawah, sehingga penduduk yang bekerja di sektor pertanian semakin
tahun semakin berkurang.
Dari segi etnik, orang
Tionghoa tidak ada yang bekerja di sektor pemerintahan, baik itu sebagai PNS
maupun TNI/POLRI. Mereka semuanya bekerja di sektor swasta
(berwiraswasta/berdagang). Orang Arab pada mulanya juga demikian, namun dewasa
ini ada yang bekerja sebagai PNS, walaupun hanya seorang. Sementara, orang Jawa
bekerja di semua jenis pekerjaan yang ada di Kelurahan Mulyoharjo.
Tingkat pendidikan yang
dicapai oleh penduduk Kelurahan Mulyoharjo dapat dilihat pada tabel berikut.
Penduduk Berdasarkan
Pendidikan
No.
|
Jenjang Pendidikan
|
Jumlah
|
1.
|
Taman Kanak-Kanak
|
700
|
2.
|
Sekolah Dasar
|
3.425
|
3.
|
SMP/SLTP
|
3.851
|
4.
|
SMA/SLTA
|
8.785
|
5.
|
Akademi (D1-D3)
|
721
|
6.
|
Sarjana (S1)
|
515
|
7.
|
Pasca Sarjana (S2-S3)
|
76
|
8.
|
Lain-lain
|
Berdasarkan data-data tersebut, maka dapat dikatakan tingkat pendidikan
penduduk Kelurahan Mulyoharjo relatif tinggi.
Lima agama besar di Indonesia (Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha),
masing-masing ada pemeluknya.Hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Penduduk Berdasarkan Agama
No.
|
Agama
|
Jumlah
|
1.
|
Islam
|
21.938
|
2.
|
Krsiten
|
691
|
3.
|
Katholik
|
482
|
4.
|
Hindu
|
89
|
5.
|
Budha
|
87
|
6
|
Penghayat Kepercayaan thd Tuhan YME
|
50
|
Dari segi etnik penganut agama Islam pada umunya orang Jawa dan Arab. Lalu, penganut agama Kristen dan
Katholik pada umumnya orang Tionghoa dan sedikit orang Jawa. Sedangkan,
pengangut agama Hindu dan Budha semuanya orang Tionghoa. Sementara, penganut
Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada umumnya orang Jawa.
.
Lembaga pendidikan
Di kelurahan Mulyoharjo sudah banyak lembaga pendidikan baik yang negeri
maupun yang swasta, seperti pada table berikut
Table Lembaga pendidikan milik pemerintah atau negeri
No
|
nama
|
jumlah
|
No
|
Nama
|
Jumlah
|
1
|
TK
|
7
|
1
|
RA
|
-
|
2
|
SD
|
17
|
2
|
MI
|
1
|
3
|
SMP
|
3
|
3
|
MTs
|
1
|
4
|
SMA
|
-
|
4
|
MA
|
1
|
5
|
PTN Umum
|
-
|
5
|
PTN Agama
|
-
|
Table lembaga pendidikan milik swasta atau masyarakat
No
|
nama
|
jumlah
|
No
|
Nama
|
Jumlah
|
1
|
TK
|
1
|
1
|
RA
|
-
|
2
|
SD
|
1
|
2
|
MI
|
-
|
3
|
SMP
|
2
|
3
|
MTs
|
1
|
4
|
SMA
|
1
|
4
|
MA
|
1
|
5
|
PTN Umum
|
1
|
5
|
PTN Agama
|
1
|
|
|
|
6
|
Sekolah kejuruan
|
1
|
Dari table diatas menunjukkan bahwa di kelurahan Mulyoharjo banyak lembaga
pendidikan milik pemerintah atau Negeri. Sedangkan pendidikan Non-Formal
seperti kelompok belajar, lembaga kursus, lembaga pelatihan, pusat kegiatan belajar
masyarakat, majlis taklim, madrasah/pondok pesantren itu ada tetapi tidak
banyak jumlahnya, saya sudah berusaha mencari di kelurahan tetapi kelurahan
tidak ada datanya. Tetapi yang saya ketahui di kelurahan mulyoharjo terdapat 5
kelompok belajar yaitu antar lain: Cakramat, Attamimi, ICC, Ganesa, Sahid.
Sedangkan pendidikan informal dimasyarakat juga ada, namun dengan cara
mengundang guru les kerumah masing-masing.
Sumber Daya Manusia (SDM) Dakwah
Kelurahan Mulyoharjo berpenduduk mayoritas islam, nuansa islamnya sangat
kental, banyak masjid dan mushola, sehingga para kyai,
da’i/mubaligh/mubalighah, penyuluh agama, ustadz/ustadzah, baik yang mengajar
ngaji di TPQ/Mushola/Masjid dan lain sebagainya itu sangat banyak, akan tetapi
saya tidak mempunyai data yang terperinci. Sedangkan SDM “misionari/penyebar
atau pemuka agama non islam saya juga tidak mendapatkan datanya.
Tempat Ibadah
Daari tabel di bawah ini menunjukkan bahwa kelurahan mulyoharjo banyak
mempunyai tempat ibadah khususnya umat islam, namun tempat ibadah non muslim
juga ada artinya warga sangat menjaga toleransi antar agama.
No.
|
Agama
|
Jumlah
|
1.
|
Islam
|
|
|
Masjid
|
16
|
Mushola
|
68
|
|
2.
|
Krsiten
|
4
|
Katholik
|
||
4.
|
Hindu
|
-
|
5.
|
Budha
|
-
|
Data Kualitatif
Bidang Pengetahuan
Kelurahan Mulyoharjo
berpenduduk mayoritas islam, nuansa islamnya sangat kental,sehingga tingkat
kemampuan membaca dan memahami al-quran, memahamidasar-dasar agama Baik karena di setiap Rw atau Rt banyak didirikan TPQ
atau Madrasah. Sedangkan tingkat pemahaman masyarakat tentang persoalan
khilafiyah dalam islam Cukup dikarenakan masih banyak masyarakat yang tidak
mengetahui tentang perbedaan Madzhab, mereka cenderung tidak mau tau tentang
perbedaan tersebut.
Bidang Pengamalan atau Ghirah Keagamaan (Syiar agama)
Ritual
Tingkat
keikutsertaan masyarakat dalam berjamaah shalat setiap hari di masjid cukup dikarenakan di sekitar masjid
ada beberapa mushola. Tingkat keikutsertaan masyarakat dalam melaksanakan puasa
Ramadhan baik karena masih banyak sekelompok
pemuda yang tidak puasa. Tingkat keikutsertaan masyarakat dalam mengeluarkan
zakat Sangat baik. Ghirah masyarakat
dalam melaksanakan haji baik.
Sosial
Tingkat kepedulian umat terhadap
masyarakat/individu yang membutuhkan bantuan baik. Tingkat partisipasi
umat dalam kegiatan masyarakat/kampung baik. Tingkat partisipasi umat dalam
pembangunan cukup
Lingkungan
Tingkat kepedulian umat terhadap problem
lingkungan baik. Tingkat perhatian umat dalam
menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan baik. Tingkat
partisipasi umat dalam pelestarian lingkungan baik
Bidang Toleransi
Tingkat toleransi antara umat beragama dalam
masyarakat baik. Tingkat toleransi
intra umat beragama baik. Tingkat kedewasaan
umat dalam menyikapi khilafiyah/perbedaan paham dan organisasi cukup. Tingkat toleransi umat dengan
pemerintah baik.
Peran Serta Pemerintah dalam Peningkatan
kesadaran dan Pengamalan agama
Tingkat perhatian pemerintah terhadap agama cukup. Tingkat pemberian peran oleh
pemerintah terhadap organisasi keagamaan cukup.
Sosial-Budaya dan
Ekonomi
Masyarakat Kelurahan
Mulyoharjo tidak hanya ditandai oleh berbagai macam etnik (Jawa,
Tionghoa, dan Arab), tetapi juga adanya berbagai macam agama (Islam, Kristen,
Katholik, Hindu, dan Budha) dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Setiap etnik mempunyai mempunyai budaya sendiri
yang satu dengan lainnya berbeda. Orang Jawa menumbuh-kembangkan budaya dan
tradisi yang diwariskan dari nenek moyangnya. Demikian juga, orang Tionghoa dan
Arab. Mereka juga tidak melupakan budaya dan tradisi dari tanah leluhurnya.
Dalam kehidupan
sehari-hari, berbagai macam etnik yang menempati satu wilayah (Kelurahan
Mulyoharjo) itu, tentu saja tidak hanya berhubungan dengan sesama etniknya
(Orang Jawa hanya dengan orang Jawa, orang Tionghoa hanya dengan orang
Tionghoa, dan oran Arab hanya dengan orang Arab), tetapi juga dengan etnik
lainnya. Dalam berhubungan (berinteraksi), sadar atau tidak, mereka mengacu
pada alat komunikasi (bahasa) yang “disepakati” oleh bersama (“bahasa
pasar”atau bahasa umum lokal) Sebab,
jika masing-masing mengacu pada bahasa etniknya, tidak akan terjadi interaksi,
karena satu dengan lainnya tidak mengerti atau memahami apa yang
dikomunikasikan (pesan-pesan komunikasi).
Bahasa umum lokal yang
mendominasi kehidupan sehari-hari masyarakat Kelurahan Mulyoharjo adalah bahasa
etnik yang mayoritas di kelurahan tersebut, yaitu bahasa Jawa dengan
dialek banyumasan (ngapak) khas Pemalang. Namun
demikian, bahasa Jawa yang dijadikan alat kumonikasi dalam berinerakasi
antaretnik tidak seluruhnya (100%) bahasa Jawa, tetapi ada unsur bahasa etnik
lainnya (Tionghoa dan Arab). Beberapa kosa kata dari bahasa Arab antara lain: ente (kamu), harim,
(wanita), fulus (uang), bahil (pelit),
dan bahlul(bodoh). Sedangkan, beberapa kosa kata dari bahasa
Tionghoa antara lain cepek (seratus) dan nopek (dua
ratus). Jadi, dalam masyarakat Kelurahan Mulyoharjo itu telah terjadi adanya
akulturasi2.
Akulturasi tidak hanya tercermin dari unsur bahasa, tetapi juga unsur-unsur
lainnya, seperti kuliner dan kesenian. Dalam hal ini kue khas orang Arab yang
disebut “khamir” (ada yang menyebutnya samir)
tidak hanya menjadi “milik” orang Arab semata, tetapi juga milik orang Jawa.
Malahan, ada orang Tionghoa yang mengusahakannya (membuat dan menjualnya).
Selain itu, kesenian yang bernuansa Arab, seperti gambus dan samproh,
tidak hanya menjadi “milik” orang Arab semata, tetapi orang Jawa.
Dalam bidang ekonomi,
orang Arab di Kelurahan Mulyoharjo pada umumnya memilih bekerja di sektor
non-pemerintah, yaitu sebagai pedagang, baik yang berkaitan dengan mebelair,
seperti: meja, kursi, dan lemari) maupun yang sangat kaitannya dengan agama
mereka (Islam)s seperti: Al Quran dan buku-buku tentang Islam, pakaian muslim,
dan minyak wangi. Sebab, barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari sudah banyak dilakukan
oleh orang Jawa, dan terutama orang Tionghoa

Tidak ada komentar:
Posting Komentar