Senin, 12 Desember 2016

HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN ILMU LAIN

MAKALAH
HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN ILMU LAIN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata kuliah : Ilmu Dakwah
Dosen : Kholisin, S.sos.I, M.S.I
Disusun oleh:

Isni Ulul Azmi                           (1501036002)
Hasim Ashari                            (1501036021)
Abdul Syukur                           (1501036036)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG

2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang cara- cara menyampaikan kepada orang atau sekelompok orang mengenai ajaran agama yang benar. Dalam perjalanannya ilmu dakwah juga selalu beriringa dan menjalin hubungan dengan  ilmu lain. Sebagai penunjang materi dan studi formalnya. Aktivitas dakwah sebenarnya telah ada sejak adanya upaya menyampaikan dan mengajak manusia kejalan Allah.
Dewasa ini terdapat beberapa fenomena yang kemudian menempatkan   kesadaran umat bahwa dakwah sebagai suatu aktifitas yang keagamaan yang memang memiliki kekuatan yang besar dalam membentuk kecenderungan  masyarakat. Namun maraknya dakwah ternyata belum mampu menahan masuknya paham-paham atau aliran-aliran negatif.
Oleh karena itu,ilmu dakwah sangat erat kaitanya dengan ilmu lain,begitupun  dengan ilmu-ilmu lain tersebut.untuk menunjang studi formalnya juga untuk menjaga kesempurnaan ajaran islam agar tidak terkontanimasi denga aliran –aliran negatif. Konsep dakwah berasal dari Al-quran dan Al- sunah, bukan dari pemikiran manusia ataupun temuan lapangan. Dari kedua sumber ini,pemikiran dakwah dikembangkan dengan ilmu tauhid,perilakunya dengan ilmu fiqih,dan kalbunya dengan ilmu akhlak.1[1]
A.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian ilmu dakwah?
2.      Bagaimana hubungan ilmudakwah dengan ilmu lain?






BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Hubungan Ilmu Dakwah
Ilmu dakwah sebagai ilmu dalam pembentukan dan pengembangan serta penggunaan untuk kegiatan dakwah slalu berkaitan dengan ilmu-ilmu yang lain.selama ilmu dakwah berusaha mendapatkan pengertian-pengertian saja ia termasuk dalam ilmu dakwah teotirika yang lain.Demikian juga apabila kita ini sudah berusaha merancang jalan untuk mencapai tujuan hidup tertentu maka jadilah ilmu praktika, dan selanjutnya apabila hendak direalisasikan dalam masyrakat maka memerlukan bantuan ilmu dakwah praktika.
B.     Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu lain
1.      Ilmu taksir
Hubungan tafsir dengan ilmu dakwah adalah dengan adanya mempelajari ilmu tafsir kita dapat mengetahui isi yang terkandung dalam al-qur’an, dan lebih mudah untuk disampaikan kepada orang-orang. Bagi seorang da’i sangat membutuhkan ilmu yang mana pada ilmu tesebut banyak terkandung beberapa percikan ilmu pengetahuan penting untuk menjadi bahan bicara seorang da’i dan untuk menjelaskan tentang ayat-ayat alqur’an yang akan disampaikan seorang da’i.[2]
2.      Ilmu fiqih
Hubungan ilmu fiqih dengan ilmu dakwahuntuk menjelaskan tentang hukum-hukum syara’ aqidah islam, hukum-hukum agama dan lainnya. Sebagai materi seorang da’i meyampaikan dakwahnya di khalayak masyarakat dan media komunkasi.
Ketika ilmu dakwah megupas fenomena dakwah, ia akan menjumpai istilah fiqih dakwah yang belum ada terjemahannya secara tepat. Karena itu, fiqih dakwah di butuhkan tidak hanya mengartikanistilah,tetapi juga mengemukakan diskursus para ulama tentang istilah tersebut.[3].
3.      Ilmu tauhid
Hubungan ilmu tauhid dengan ilmu dakwah antara lain ilmu keimanan,ketauhidan dan lain sebagainya.
4.      Psikologi
Ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Sehingga seorang da’i perlu memotifasi tentang psikologi untuk mengetahui keadaan seorang pendengar sehingga nyaman dalam menyampaikan materi dan untuk mengetahui jenis dan sifat manusia yg di hadapi.
Oleh karena itu, da’i sebagai komunitor agar dapat berkomunikasi dengan komunikannya dengan eektif dan sesuai dengan apa yang di harapkan,maka ia harus berpengetahuan dan memahami bidang psikologi, karena dengan memahami pengetahuan ini ia akan dapat bersikap bijaksana dan pantang putus asa dalam menghadapi komunikannya yang sikap dan kepribadiannya beraneka ragam.[4]
5.      Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseoran atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia memlalui pengajaran dan pelatihan. Dalam pengajaran dan pelatihan itu juga termasuk tugas seorang da’i dalam masukkan akidah-akidah islami kedalam jiwa manusia.
Untuk menjadikan anak menjadi manusia dewasa yang untuk fisik ataupun untuk psikisnya yang diwarnai oleh adanya rasa tanggungjawab dan moral yang baik maka anak perlu dididik. Mendidik adalah proses mendewasakan anak menjadi manusia dewasa yang bakatnya berkembang baik. Manusia tanpa pendidikan tidak ada bedanya seperti hewan yang dibesarkan secara alamiah. Manusia perlu pendidikan karena ia adalah makhluk yang dilahirkan masih dalam serba dalam keterbatasan kemampuan sementara padanya terdapat potensi-potensi yang perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhannya dan menempatkannya sebagai mahkluk yang termulia dibumi ini. Jelas sekali disini terdapat hubungan dengan ilmu dakwah.[5]

6.      Sejarah
Berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti yang shahih yang memperbolehkan manusia memperkaya pengetahuan supaya waktu sekarang dan akan datang menjadi cerah. Dengan itu akan timbul sikap waspada dalam arti dalam semua kelompok masyarakat karena nelalui pembelajaran sejarah, ia dapat membentuk sikap tersebut terhadap permasalahan yang dihadapi agar peristiwa-peristiwa yang berlaku masa lampau dapat menjadikan pelajaran yang berguna. Ilmu dakwah juga membutuhkan serta berhubungannya dengan sejarah karena banyak sekali ilmu dan pengalaman yang kita dapati dari sejarah tersebut. [6]
7.      Komunikasi
Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengkomunikasikan pesan kepada madd’u perorangan. Secara teknis dakwah adalah komunikasi antara dai’i dan madd’u. Semua hukum yang berlaku dalam komunikasi berlaku juga dalam dakwah.[7] Dan dakwah juga bisa melalui komunikasi seperti berdakwah khutbah, tabligh akabr media masa, dan jejaring media sosial.
Dengan mengetahui karakter komunikasi seorang da’i bisa merancang media apa yang cocok digunakan, apakah dengan media bersifat audio, visual ataukah yang bersifat audio visual. Perlu diketahui bahwa  setiap jenis media mempunyai karakter sendiri-sendiri. Disamping media bisa juga ditentukan sikap yang cocok untuk ditampilkan oleh seorang da’i, menciptakan suatu teknik agar antara da’i dan madd’u terjalin komunikasi yang lancar dan nyambung serta ikatan moral yang tinggi.[8]
8.      Konseling
Agama amat menyentuk iman, taqwa, dan akhlak. Jika iman kuat maka ibadah akan lancar termasuk berbuat baik terhadap sesama manusia karena telah terbentukakhlak yang mulia. Hubungn ilmu dakwah dengan konseling yaitu dalam kita menangani klien (memecahkan masalah) kita harus selalu menggunakan metode-metode dakwah, dengan penuturan yang lemah lembut, dan menggunakan bahasa-bahasa agama, agar klein merasa senang dan tentram saat berbicara dengan konselor.
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang cara- cara menyampaikan kepada orang atau sekelompok orang mengenai ajaran agama yang benar. Dalam perjalanannya ilmu dakwah juga selalu beriringa dan menjalin hubungan dengan  ilmu lain. Sebagai penunjang materi dan studi formalnya. Aktivitas dakwah sebenarnya telah ada sejak adanya upaya menyampaikan dan mengajak manusia kejalan Allah.
Ilmu dakwah sebagai ilmu dalam pembentukan dan pengembangan serta penggunaan untuk kegiatan dakwah slalu berkaitan dengan ilmu-ilmu yang lain.selama ilmu dakwah berusaha mendapatkan pengertian-pengertian saja ia termasuk dalam ilmu dakwah teotirika yang lain.Demikian juga apabila kita ini sudah berusaha merancang jalan untuk mencapai tujuan hidup tertentu maka jadilah ilmu praktika, dan selanjutnya apabila hendak direalisasikan dalam masyrakat maka memerlukan bantuan ilmu dakwah praktika
B.     Penutup
Demikian makalah  ini yang kami buat apabila ada kekurangan dan kesalahan yang ada dalam makalah mohon bisa dimaklumi, dan kami disini membutuhkan kritik dan saran, supaya kami bisa berintropeksi pada makalah yang lain bagimana membuat makalah yang baik dan benar, sesungguhnya manusia tidak bisa jauh dari luput dan salah, cukup sekian dan terimakasih.







DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah
Aziz, Muhammad Ali. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana
Faizah, Mukhsin Ali. 2009. Psikologi Dakwah. Jakarta: Prenada media group
Sulisyanto. 2003. Pengantar Filsafat Dakwah. Yogyakarta: Teras



[1] Aziz, Muhammad Ali, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: kencana, 2009). Hlm 69
[2] Sulisyanto, Pengertian Filsafat Dakwah, ( Yogyakarta: Teras, 2003 ).
[3] Aziz, Muhammad Ali, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: kencana, 2009). Hlm 70
[4] Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Amzah, 2009 ). Hlm 80
[5] Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Amzah, 2009 ). Hlm 80
[6] Sulisyanto, Pengantar Filsafat Dakwah, ( Yogyakarta: Teras, 2003 ).
[7] Faizah, Mukhsin Lalu, Psikolog Dakwah, ( Jakarta: Prenada media grup, 2009 ).
[8] Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Amzah, 2009 ). Hlm 81

1 komentar: