Teknik Pengumpulan Data Penelitian
A. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila penelitian ini melalukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit atau kecil. Teknik pengumpuklan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
data atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan
yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga
kuesioner (angket) adalah sebagai berikut
1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melaui tatp muka (face to face) maupun
dengan menggunakan telepon.
1. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah di
persiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan
yang sama, maka diperlukan training kepada calon pewawancara.
Dalam melakukan wawancara, selain harus
membawa instrument sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar , brosur, dan material
lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancer.
2. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanya.
B. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis dengan responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu,
kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar
diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau
terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui
pos atau internet.bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu
luas, sehingga kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu tidak terlalu
lama, maka pengirim angket pada responden tidak perlu melaui pos. dengan adanya
kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi
yang cukup baik, sehingga respondren dengan sukarela akan memberikan data
obyektif dan cepat.
Umar sekara (1992) mengemukakan beberapa
prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu : prinsip
penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip penulisan angket
a. Isi dan tujuan
b. Bahasa yang digunakan
c. Tipe dan bentuk pertanyaan
d. Pertanyaan tidak mendua
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa
f. Pertanyaan tidak menggiring
g. Panjang pertanyaan
h. Urutan pertanyaan
i. Prinsip pengukuran
j. Penampilan fisik angket
C. Obsevasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi
dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek
alam yang lain.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan data.
Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan
data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi
berperan serta) dan non participant observation, selanjutnya dari segi
instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Observasi Berperanserta (participant observation)
Dalam observasi ini peneliti terlibat
dengan kegiatan sehari-hari orang yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi
participant ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang Nampak.
2. Observasi Nonpaeticipant
Kalau dalam observasi partisipan peneliti
terlibat langsung dengan aktifitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam
observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen. Misalnya dalam suatu tempat pemungutan suara (TPS), peneliti dapat
mengamati bagaimana perilaku masyarakat dalam hal menggunakan hak pilihnya,
dalam interaksi dengan panitia dan pemilih yang lain. Peneliti mencatat,
menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku
masyarakat dalam pemilihan umum. Pengumpulan data dengan observasi non
partisipan ini tidak mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada
tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang tamapk, yang
terucapkan dan yang tertulis.
a. Obsevasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang
telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan
dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah
tahu dengan pasti tentang variable yang akan diamati.
b. Obsevasi tidak terstruktur
Obsevasi tidak terstruktur adalah observasi
yang tidak di Persiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Hal ini dilakukan karena peneliti tidak
tahu secara pasti tetang apa yang akan diamati. Dalam melaukan pengamatan
peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa
rambu-rambu pengamatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar