BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Bangsa
saljuk berasal dari suku Qanak di Turkistan. Bersama dengan dua puluh tiga suku
lainnya, mereka membentuk kabilah-kabilah turkoman yang di kenal Al-Ghuz.
Mereka tinggal di kawasan transoksiana yang sekarang kita sebut dengan
turkistan.
Batasnya mulai
dari dataran tinggi Mongolia dan Utara China dari Timur ke arah laut Qazwin di
sebelah barat. Dan dari dataran rendah siberia di sebelah utara menuju ke
daratan india dan persia di sebelah selatan. Keluarga-keluarga Al-Ghuz dan
kabilah-kabilah besar mereka tinggal di daerah-daerah tersebut. Mereka dikenal
dengan bangsa turki.
Abu Hafsh Al-Bukhari merupakan
salah satu pakar fikih yang menjadi pelopor gerakan pemikiran di kota Bukhara.
Kemudian terjadilah gerakan pendirian lembaga-lembaga pendidikan di dunia timur
setelah periode tersebut. Disamping itu dinasti saljuk punya komitmen untuk
memerangi bid’ah-bid’ah Al-Islamiyah. Diantara pengusa dinasti saljuk yang
terkenal adalah Nizam Al-Mulk. Tokoh yang satu ini memahami aktivitas dakwah
Al-Islamiyah dalam menarik simpati banyak orang dari kalangan awam. Karena itu,
Nizham Al-Mulk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan kebudayaan untuk islam
yang benar dan untuk membentengi setiap muslim dari dakwah-dakwah Al-Islamiyah.
Pada tahun 391 H, dibangunlah
madrasah pertama kalinya, madrasah ini diberi nama Ash-Shadiriyah yang
dinisbatkan kepada pendirinya Shadir bin Abdullah. Kemudian diikuti dengan
berdirinya madrasah Ar-Rasya’iyyah yang didirikan oleh Rasya bin Nadhif di Damaskus
pada permulaan abad keempat.
2. Rumusan Masalah
A.
Apa saja keberhasilan
Nizham Al-Mulk mengembalikan undang-undang dan power dinasti saljuk ?
B.
Bagaiman Perkembangan Kebudayaan Islam pada
masa Nizham Al-Mulk ?
C.
Apa saja peran-peran
penting sultan-sultan dinasti Saljuk ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keberhasilan Nizham Al-Mulk mengembalikan undang-undang dan
power dinasti saljuk
Sesungguhnya
Nizham Al-Mulk telah berhasil mengembalikan undang-undang dan power dinasti
saljuk ke sebaik-baik kondisinya :
1)
Keakuratan Nizham Al-Mulk
Mengelola Urusan-urusan Negara
Tatkala malik syah diangkat menjadi
sultan dinasti Saljuk, maka fungsi militer menjadi tumpul, mereka hanya berburu
untuk mengumpulkan harta. Mereka berkata, “Pemerintahan (Sultan Malik Syah) tidak menghalangi
kami mendapatkan harta kecuali Nizham Al-Mulk.”
Melihat manusia banyak mengalami
tekanan dan keterhimpitan karena terjang militer, maka Nizham Al-Mulk
mengadukan hal tersebut kepada Sultan Malik Syah. Nizham Al-Mulk juga
menjelaskan kepada Sultan bahwa kejadian seperti ini termasuk kelemahan dan
menyebabkan wibawa pemerintahan jatuh, hambar dan hancur, dan menghilangkan
politik negara.
Sultan Malik Syah bersumpah kepada
Nizham Al-Mulk bahwa dia telah memberikan garis wilayah kekuasaan kepada Nizham
Al-Mulk lebih besar, dari sebelumnya, menyerahkan pengelolaan kepadanya. Sultan
kemudian memberikan gelar kepada Nizham Al-Mulk, diantaranya gelar “atabik”.
2)
Konsep Teori Negara Menurut
Nizham Al-Mulk
Nizham Al-Mulk adalah sosok manusia
yang beriman dan berislam. Dia mensucikan ajaran-ajaran islam sebagaimana dia
sangat terkesima dan larut dengan ilmu-ilmu Islam, memuliakan tokoh-tokohnya
sampai agama dan negaranya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu
sama lain saling melengkapi, seperti kesempurnaan bumi karena ada langit.
Karena berlebihan penggunaan
undang-undang untuk agama dan kegigihan membela agama mengalahkan negara itu
membingungkan, maka Nizham Al-Mulk berpandangan bahwa negara merupakan media
dari berbagai macam media menyebarkan islam dan memperdengarkanya kepada
seluruh manusia.
3)
Nizham Al-Mulk dan Gagasan
Pengembangan Ekonomi
Nizham Al-Mulk mempunyai peran
penting dalam memperbaiki tanah-tanah pertanian dan mengatur
pendistribusiannya. Adat kebiasaan yang sudah berlangsung bagi para khalifah
dan para amir adalah memanipulasi harta kekayaan alam di daerahnya dan harta
dikumpulkan di ibukota negara.
Tatkala kecuran dana taktis yang
digelontarkan pemerintah pusat semakin luas ke daerah-daerah pada masa Nizham
Al-Mulk, maka dia mengamati pemasukan kas negara melakukan perbaikan, terlebih
di sana tidak ada perhatian para wali dalam perbaikan sektor ini.
Menurut langkah paling efektif bagi
negara adalah mendistribusikan bagian-bagian tanah produktif berbentuk
petakan-petakan kepada kepala-kepala tentara asalkan setiap petaknya ditebus
dengan membayar sejumlah uang untuk kas negara ganti mereka mengambil manfaat
dari lahan-lahan tanah yang di peruntukan kepada mereka.[1]
4)
Perhatian Nizham Al-Mulk Terhadap Ketertiban
Administrasi
Nizham Al-Mulk menaruh perhatian
yang besar dalam penyusunan manajemen administrasi negara. Penguasa yang
menaruh perhatian supaya Nizham Al-Mulk mengurus masalah ini berawal pada masa
Sultan Alp Arselan dan wilayah garapan Nizham Al-Mulk semakin meluas pada masa
Sultan Malik Syah.
Nizham Al-Mulk mendapatkan
kehormatan memformat politik, baik di internal negara maupun eksternal negara,
dalam skala besar. Untuk melaksanakan tugas itu, dia mengacu pada pemahaman dan
pengetahuannya tentang aturan-aturan rumah tangga kantor.
5)
Dukungan Nizham Al-Mulk
Terhadap Pembangunan Fasilitas Modern
Perhatian besar terhadap
pembangunan fasilitas modern, khususnya di bidang peribadatan. Dia banyak
membangun masjid-masjid di berbagai pelosok daerah yang tunduk dibawah
pemerintah dinasti saljuk, sebagaimana dia serius memperhatikan bangunan
Al-Haramain, masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah.[2]
B. Perkembangan Kebudayaan Islam pada masa Nizham Al-Mulk
Kita
mengetahui bahwa puncak kemajuan di zaman Abbasiyah ke I adalah pada
kekhalifahan Al Makmun (198-218), maka di zaman Abbasiyah ke IV ini, kemajuan
dan keberadaban mencapai puncaknya yang tertinggi adalah berkat tangan perdana
Mentri Nizham Al-Mulk (455-485 H). Khalifah Al-Makmun terkenal dengan Baitul
Hikmah sebagai akademi yang pertama yang didirikan pada tahun 830 M. Maka
Nizhamul Mulk terkenal dengan Universitas yang pertama di dunia yang
didirikannya pada 458-460 H/1065-1067 M.
Satu
hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa para negarawan pada periode ini lebih
banyak mencurahkan perhatian pada bidang teologi. Hal ini ada kaitannya dengan
politik.
Lembaga
pendidikan islam yang pertama menerapkan sistem yang mendekati sistem
pendidikan yang dikenal sekarang adalah Madrasah Nizhamiyah. Kurikulumnya
berpusat pada Al-Quran, sastra arab, sejarah Nabi Muhamad SAW, dan berhitung.
Dengan menitikberatkan pada Mazhab Syafi’i dan sistem teologi Asy’ariyah. [3]
C. Peran-peran Penting Sultan-sultan Dinasti Saljuk
Meskipun
demikian, sultan-sultan dinasti Saljuk mempunyai peran-peran penting antara
lain :
1.
Mereka berperan menunda
kehancuran sistem kekhalifahan daulah Abbasiyah, sekitar dua abad lamanya,
sekiranya sistem khalifah nyaris hancur sebelum lenyap di bawah kekuasaan
bangsa Buwaih yang beraliran Syi’ah Ar-rawafidh.
2.
Dinasti saljuk berhasil
menggagalkan misi dinasti Al-Abidiyah di mesir mewujudkan tujuannya menyatukan
wilayah islam bagian timur di bawah bendera khalifah Abbasiyah yang beraliran
sunni.
3.
Sultan-sultan Seljuk telah
melaksanakan perannya yang menyentuh untuk bangkit dalam bidang keilmuan dan
administrasi perkantoran di daerah-daerah yang tunduk di bawahnya dan
menciptakan stabilitas kemanan yang kondusif.
4.
Mereka menghadang
pergerakan kristenisasi yang dilancarkan kaisar Byzantium.
Perwakilan-perwakilan dinasti Saljuk telah menggempur beberapa kelompok pasukan
besar tentara salib yang menjajah Baitul Maqdis, Ar-Ruha dan sebagian daerah
syam serta pantai-pantainya. Di antara amir dinasti Saljuk yang paling Populer
melaksanakan misi ini adalah Imaduddin Zengki.
[1] Ali
Muhammad Ash-Shallabi, DAULAH BANI SALJUK, (Jakarta : Pustaka
Al-Kautsar, 2007), hlm 194-200.
[2] Ali
Muhammad Ash-Shallabi, DAULAH BANI SALJUK, (Jakarta : Pustaka
Al-Kautsar, 2007), hlm 197-202.
[3] M.
Solikhin, sejarah peradaban islam, ( Semarang : RaSAIL, 2005), hlm
98-100.
[4] Ali
Muhammad Ash-Shallabi, DAULAH BANI SALJUK, (Jakarta : Pustaka
Al-Kautsar, 2007), hlm 299.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar